AKREL, dosen dari Akademi Komunitas Negeri Rejang Lebong (AKREL) turut ambil bagian dalam Seminar Nasional Lahan Sub Optimal (LSO) yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Beston Palembang secara hybrid ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, peneliti, praktisi pertanian, mahasiswa, dan pegiat lingkungan yang memiliki kepedulian terhadap pemanfaatan lahan sub optimal untuk mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.
Tema seminar nasional tahun ini adalah Pengelolaan Lahan Sub Optimal untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Lingkungan Berkelanjutan. Tema tersebut diangkat karena Indonesia menghadapi tantangan yang semakin besar dalam memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan. Sebagian besar lahan yang tersedia tidak sepenuhnya subur, bahkan tergolong marginal atau sub optimal, termasuk lahan gambut, lahan berpasir, lahan berbatu, hingga lahan dengan kandungan hara rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya optimalisasi lahan-lahan tersebut guna menjawab kebutuhan pangan nasional serta menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam seminar ini, beberapa dosen AKREL terlibat secara aktif sebagai peserta dan pembicara dalam sesi paralel. Adapun beberapa dosen yang berpartisipasi adalah Andika Prawanto, Kiky Nurfitri Sari, dan Nining Suningsih yang juga merupakan peneliti di bidang pertanian hortikultura dan Peternakan. Dalam kesempatan tersebut, Andika Prawanto mempresentasikan hasil penelitiannya yaitu efektivitas dalam penggunaan POC Keong Mas sebagai pupuk organik. Untuk selanjutnya Kiky mempresentasikan hasil penelitiannya mengenai pemanfaatan teknologi hidroponik sebagai alternatif untuk mengatasi kendala budidaya tanaman hortikultura di lahan sub optimal, khususnya di wilayah Rejang Lebong. Sedangkan Nining Suningsih mempresentasikan terkait hasil penelitiannya dalam bidang pemanfaatan kulit aren sebagai pakan ternak.
Kehadiran dosen AKREL dalam seminar ini menjadi bukti nyata komitmen institusi dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kemampuan riset dosen untuk memajukan sektor pertanian lokal, khususnya dalam konteks lahan sub optimal. Akademi Komunitas Negeri Rejang Lebong berharap melalui seminar ini, para dosen dapat menambah wawasan, berdiskusi, dan berkolaborasi dengan akademisi dan praktisi dari berbagai lembaga, sehingga hasil penelitian mereka dapat lebih aplikatif dan berdampak positif bagi masyarakat.
Seminar Nasional Lahan Sub Optimal ini juga menghadirkan sejumlah pakar pertanian dan lingkungan yang berbagi pengetahuan mengenai berbagai strategi, teknik, dan teknologi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan lahan marginal. Beberapa materi yang dibahas mencakup pengelolaan tanah berpasir dengan bahan organik, pengembangan pupuk ramah lingkungan untuk lahan gambut, serta teknologi biochar untuk meningkatkan kandungan hara di lahan marginal. Dalam sesi paralel, peserta berkesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai tantangan dan peluang dalam memanfaatkan lahan sub optimal. Beberapa inovasi seperti pengelolaan air di lahan marginal, teknik konservasi tanah, serta budidaya tanaman yang toleran terhadap kondisi ekstrem menjadi topik hangat yang dibahas oleh para peserta seminar. Salah satu hasil diskusi yang menarik adalah tentang teknik mitigasi untuk mengurangi risiko degradasi lahan. Dalam hal ini, riset kolaboratif antara perguruan tinggi dan institusi riset nasional menjadi penting agar upaya pengelolaan lahan tidak hanya berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian tetapi juga mampu menjaga keseimbangan ekologi.
Keikutsertaan dosen AKREL dalam seminar ini diharapkan dapat memperkaya ide dan inovasi baru yang dapat diterapkan dalam penelitian maupun kegiatan pengabdian masyarakat di kampus. Para dosen juga mendapatkan kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan peneliti lain dalam mengembangkan program riset kolaboratif yang fokus pada pengelolaan lahan sub optimal. Selain untuk memperluas wawasan akademik, seminar ini juga menjadi ajang bagi peserta dari berbagai institusi untuk memperluas jaringan dan peluang kolaborasi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya sebagai penyelenggara acara berharap kegiatan ini dapat mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah, serta masyarakat dalam mencari solusi inovatif yang tepat sasaran.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi terhadap partisipasi dari berbagai perguruan tinggi, termasuk AKREL, yang hadir dan berbagi pengalaman serta pemikiran dalam pengelolaan lahan sub optimal. Dekan menekankan bahwa kerja sama antar lembaga sangat penting untuk memaksimalkan upaya inovatif dalam pertanian berkelanjutan. “Saya sangat mengapresiasi kehadiran rekan-rekan dari berbagai institusi. Harapan kami, forum ini dapat melahirkan solusi praktis yang berdampak nyata bagi peningkatan ketahanan pangan nasional,” ujarnya. Dengan adanya kegiatan seminar ini, dosen-dosen AKREL diharapkan tidak hanya mendapatkan inspirasi, tetapi juga memperkuat komitmen mereka dalam mendukung visi akademik untuk pengembangan pertanian berkelanjutan. “Dalam kegiatan ini kami menemukan banyak inspirasi yang disampaikan pada acara pembukaan, tentu ini sangat baik buat kami untuk terus meningkatkan kolaborasi antara institusi dalam mennjalankan riset ke depan”, tanggap Kiky saat itu. AKREL sebagai institusi pendidikan vokasi akan terus berusaha berperan aktif dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pengelolaan lahan marginal agar menjadi lahan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Seminar Nasional Lahan Sub Optimal tahun 2024 ini menjadi momentum penting bagi dosen AKREL untuk mengembangkan penelitian yang relevan dan bermanfaat bagi lingkungan dan ketahanan pangan. “Semoga kesempatan untuk mengikuti kegiatan seminar seperti ini karena ini akan memberikan dampak positif terhadap semangat kompetitif bagi kami para dosen”, tutur Andika Prawanto saat menjalankan kegiatan tersebut. Diharapkan partisipasi dalam seminar ini semakin memperkuat motivasi para dosen untuk terus mengoptimalkan potensi lahan sub optimal di berbagai wilayah, termasuk di Rejang Lebong, sebagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan bagi Indonesia.
Penulis : Eka Puspita