Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia. Jamur tiram atau yang dikenal dengan sebutan Pleurotus ostreatus merupakan jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dengan ciri-ciri umum tubuh buahnya berwarna putih. Jamur tiram memiliki buah dengan tudung yang menyerupai setengah lingkaran seperti cangkang tiram dan ditengahnya memiliki sisi yang agak cekung. Adapun beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia yaitu jamur tiram putih (P. ostreatus), jamur tiram abalone (P. cystidiosus), jamur tiram merah muda (P. flabellatus), dan jamur tiram abu-abu (P. sajor caju). Namun pada dasarnya semua jenis jamur tiran memiliki karakteristik yang hampir sama terutama dalam morfologi, tetapi berbeda secara nyata pada warna tubuh buah yang dihasilkan (Wikipedia, 2023).
Pada umumnya dalam melakukan budidaya jamur tiram, dibutuhkan kondisi lingkungan yang mendukung. Jamur tiram merupakan jamur yang dapat tumbuh di hutan di bawah pohon yang berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung misellium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap atau tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 – 70 % (DKP3 Banjar Baru, 2022).
Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 – 28 oC dengan kelembapan 60 – 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 – 22 oC. Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. Bahkan sangat memungkinkan akan tumbuh jamur lain yang akan mengganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 – 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat). Kondisi tersebut lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700–800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur (Madanitec, 2022).
Selain kondisi iklim yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram, media tanam merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Penggunaan komposisi media tanam yang tepat akan membantu untuk tumbuh dan berkembangnya misellium jamur tiram selama kegiatan budidaya dilakukan. Untuk itu dibutuhkan komposisi media tanam yang tepat untuk mengembangkan jamur tiram.
Pada umumnya budidaya jamur tiram dilakukan dengan menggunakan media tanam dari serbuk kayu. Hal ini dikarenakan serbuk kayu merupkan media yang tepat untuk tumbuh dan berkembangnya misellium jamur tiram yang merupakan jamur kayu. Seiring dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, para peneliti mulai melakukan beberapa kegiatan yang penelitian terkait komposisi media tanam yang mendukung tumbuh dan kembangnya jamur tiram. Salah satunya yaitu melalui pemanfaatan kulit kopi yang merupakan limbah pertanian dari perkebunan kopi. Kulit kopi merupakan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran media tanam untuk budidaya jamur tiram. Pemanfaatan kulit kopi sebagai bahan campuran media tanam jamur tiram dapat mensubtitusi penggunaan serbuk kayu yang biasa digunakan oleh masyarakat (Dimas et. al., 2021). Pemanfaatan kulit kopi sebagai bahan campuran media tanam jamur tiram ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan dari misellium dalam waktu yang relatif lebih singkat. Adapun tahapan pelaksanaan dalam penerapan teknologi pemanfaatan kulit kopi sebagai bahan campuran media tanam jamur tiram yaitu sebagai berikut (Gambar 1) :
Gambar 1. IPTEK pemanfaatan kulit kopi sebagai media tanam jamur tiram
Alat yang digunakan adalah 1. Cangkul/garu, 2. Terpal, 3. Ember, 4. Selang, 5. Alat sterilisas, 6. Cincin baglog, 7. Plastik, 8. Kompor gas dan 9. Alat press baglog.
Bahan yang digunakan adalah 1. Serbuk kayu 60 kg, 2. Kulit kopi 30 kg, 3. Dedak padi 10 kg, 4. Molase ½ sendok makan, dan 5. Kapur ZA 1 sendok makan
Tahapan pelaksanaan :
- Siapkan semua bahan media tanam di atas dengan komposisi serbuk kayu (60%), kulit kopi (30%), dedak padi (10%), kapur (1-2%) dan molase ½ sendok makan yang dilarutkan ke dalam 5 Liter air.
- Sebelum dicampurkan sebaiknya serbuk kayu dikomposkan terlebih dahulu agar tekstur menjadi lebih lunak dan lembut.
- Selain itu, perlu diketahui bahwa serbuk kayu yang digunakan berasa dari kayu yang tidak menghasilkan getah, seban kayu bergetah dapat mengjambat dan mematikan pertumbuhan misellium.
- Lama waktu pengkomposan berkisar 7-14 hari, biasanya kompos serbuk kayu yang sudah jadi akan menunjukkan perubahan warna dan bau.
- Selanjutnya campurkan bahan bahan sebagaimana komposisinya di atas, aduk hingga rata dan tambahkan air hingga kadar air mencapai 60 – 70%.
- Masukkan campuran bahan media tanam ke dalam plastik PP kapasitas 1 kg tahan panas.
- Campuran bahan media tanam yang dimasukan ke dalam plastik tersebut dipadatkan dengan menggunakan alat pengepres atau secara manual.
- Setelah semua terisi, maka tahapan selanjutnya adalah sterilisasi yang dilakukan menggunakan alat sterilisasi.
- Sterilisasi dilakukan dengan cara mengukus media tanam yang telah dimasukkan ke dalam plastik yang disebut sebagai “baglog” pada suhu 100-120 OC selama 7-8 jam.
- Setelah sterilisasi selesai maka baglog dapat dimasukkan ke dalam ruang tanam khusus untuk pendinginan.
- Selanjutnya tahapan budidaya jamur tiram dapat dilakukan mulai dari penanaman, inkubasi, pemeliharaan, dan panen.
Berikut beberapa gambar tahapan pemanfaatan kulit kopi sebagai media tanam untuk budidaya jamur tiram :
Berikut beberapa dokumentasi tahapan budidaya jamur tiram dengan memanfaatkan kulit kopi sebagai bahan campuran media tanam :
Daftar Pustaka
- Dimas, B.Z., Djoko, S., Sugeng, R., Setiyo. 2021. Teknologi Tepat Guna : Pemanfaatan Kulit Kopi sebagai Alternatif Media Tumbuh Jamur Tiram. Integritas : Jurnal Pengabdian. Vol 5(1): 98-109.
- DKP3 Banjar Baru. 2022. Cara Budidaya Jamur Tiram dengan Serbuk Gergaji yang Sederhana dan Murah. Di akses pada tanggal 06 November 2023. https://dkp3.banjarbarukota.go.id/home/berita/389/cara-budidaya-jamur-tiram-dengan-serbuk-gergaji-yang-sederhana-dan-mudah.
- Madanitec. 2022. Membuat Baglog Jamur dengan Sederhana. Di akses pada tanggal 06 November 2023. https://madanitec.com/article/detail/cara-membuat-baglog-jamur-dengan-sederhana.
Penulis : Kiky Nurfitri Sari