AKREL (15/10/2022), Training Dasar Generasi Akuakultur (TDGA) merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) Akademi Komunitas Negeri Rejang Lebong (AKREL). Kegiatan TDGA ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa baru Program Studi Budidaya Perikanan Air Tawar (PS-BAT) yang berjumlah 16 orang dalam menerapkan dasar-dasar kepemimpinan serta mempersiapkan diri untuk turut serta dalam organisasi kemahasiswaan, baik itu HIMAKUA atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). “Adapun tujuan diadakannya kegiatan TDGA ini adalah memberikan pemahaman lebih kepada mahasiswa baru PS-BAT tentang seluk-beluk organisasi dan manajemennya, serta memberikan motivasi agar menjadi mahasiswa yang percaya diri dan sukses dalam akademik dan organisasi”, jelas Anis Osiska selaku Ketua Panitia TDGA.
Sesuai dengan tema yang diusung yaitu “Menjadi Pembelajar Berkarakter dan Berwawasan Global”, Wakil Direktur AKREL, Risa Wentasari, S.P., M.Si. dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan berpesan, “Ketika kalian melangkahkan kaki menuju ke tempat ini, harapannya apa yang disampaikan para pemateri nanti akan memberikan gambaran bagaimana cara berorganisasi dan menjadi trigger bagi mahasiswa untuk aktif dan kreatif dalam berkegiatan di luar kelas, tidak serta merta menjadi mahasiswa kupu–kupu (kuliah pulang)”. Disambut pula oleh Ketua PS-BAT, Sadisman Hadi, S.Pi. yang memantik hal serupa bahwa organisasi adalah wadah untuk menempa karakter mahasiswa.
Mahasiswa sebagai agent of changes harus mampu berpikir kritis terhadap segala permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga mahasiswa harus dibekali keterampilan dalam berorganisasi untuk dapat menjalankan fungsinya tersebut. Hal ini selaras dengan materi-materi yang disampaikan pada kegiatan hari ini, di mana narasumber I memaparkan tentang Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi, dan narasumber II memaparkan tentang Organisasi Kemahasiswaan Vokasi. Pada sesi pertama, Arohman Nurahmatulah, S.P., M.Si. selaku narasumber I mengatakan, “Jika kita bermimpi sendiri maka itu hanyalah sebuah mimpi, tetapi jika mimpi itu coba dirangkai bersama dalam suatu wadah, maka itulah awal dari sebuah kenyataan” pungkasnya. Berangkat dari hal tersebut simpulan bahwa organisasi merupakan suatu kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai oleh individu secara perorangan. Konsep dasar organisasi ini juga telah tertanam pada semboyan Bhineka Tunggal Ika di mana kesadaran plural untuk bersatu dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Beliau juga menambahkan bahwa organisasi harus mempunyai struktur kepemimpinan yang terorganisir dengan profesional, sehingga dalam menjalankan manajemen keorganisasiannya tidak akan mengalami masalah-masalah yang rumit, serta memudahkan dalam menjalankan roda organisasi tersebut sesuai dengan target sasaran.
Penyampaian materi kedua oleh Henry Kasman Hadi Saputra, S.Pi., M.Si yang juga merupakan dosen Sekolah Vokasi IPB University berlangsung secara virtual conferencee, hal ini dikarenakan beliau sedang berkesempatan mengenyam pendidikan di negeri sakura, Jepang. Dalam kesempatan ini menyambung benang dari pemateri sebelumnya, dimana setelah terbentuk peta konsep berorganisasi maka mahasiswa selaku pelaksana melakukan implementasinya dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata berorganisasi seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berbasis usaha. Hal ini sesuai dengan misi AKREL dalam mengembangkan kerja sama dan nilai-nilai kewirausahaan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mandiri dan profesional. “Tinggal bagaimana kalian memilih apakah uang yang bekerja untuk kalian, atau kalian yang bekerja untuk uang”, pungkasnya di sela-sela penjelasan tentang cashflow quadrant.
Tidak hanya berlangsung secara indoor saja, pada sesi terakhir dari kegiatan TDGA ini, panitia menyiapkan kegiatan secara outdoor yang mana peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk melakukan permainan team building. Pos 1 sebagai pos pertama menyajikan permainan memindahkan gelas yang berisi air dengan seutas tali, kerja sama dan pembagian peran yang baik menjadi hal yang menentukan siapa pemenang dalam permainan ini. Lain lagi di pos 2 dengan permainan pesan berantai, permainan ini melatih kecepatan berpikir dan menyimak sebagai penerima pesan atau informasi dan meneruskan informasi tersebut kepada orang lain. Dan di pos 3 yang merupakan pos terakhir menyajikan permainan memindahkan karet. Tujuan dari permainan di pos ini untuk melatih kerja sama kelompok dan kesabaran dalam melakukan sesuatu. Tentunya, semua permainan yang dirancang oleh para panitia ini tidak serta merta menyajikan kebahagiaan saja, tetapi peserta diajak belajar tentang team building, problem solving, dan decision making untuk bekal para peserta dalam kegiatan berorganisasi nantinya. Sebagai penutup kegiatan, Koordinator PS-BAT, Sadisman Hadi, S.Pi. mengumumkan kelompok goldfish yang dipawangi oleh Riska Yunesti sebagai kelompok terbaik, tak lupa juga Ari Rikardo sebagai peserta terbaik putra, dan Fitria Wulandari sebagai peserta terbaik putri.
Penulis: Triayu Rahmadiah