Pelatihan Peningkatan Kopetensi Dosen/Instruktur Prodi Budidaya Perikanan Air Tawar

Dalam upaya peningkatan kualiatas SDM BPAT maka AKREL melakukan pelatihan untuk instruktur dan dosen dengan tema pakan buatan dan cara budidaya perikanan. Pemateri pertama ibu Gusrina yang merupakan alumi sekolah pasca sarjana IPB untuk doctoral IPB lulus tahun 2011. Materi pembuatan pakan diberikan secara langgsung di Hotel Golden Rich pada tanggal 16 September sejak pukul 8 WIB sampai selasai. Pelatihan ini sangat diambut antusias oleh peserta yang terdiri dari dosen dan instuktur 12 orang, teknisi dan 3 orang mahasiswa. Setelah pelatihan ini diharapkan peserta mampu membuat pakan ikan secara mandiri  dengan kualitas yang sama dengan pabrikan. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh dosen dan instruktur maka diharapkan  transfer ilmu kepada mahasiswa dapat dilakukan. Sehingga pembuatan pakan buatan dapat diappikasikan untuk anak-anak didik jenjang D2. Jenjang pendidikan D2 dengan tujuan menghasilkan tenanga operator yang terampil.

Dalam pelatihan ini dosen dan teknisi BPAT mendapat teori pakan ikan butan meliputi pemilihan bahan, penyusunan formulasi pakan ikan, pengolahan bahan baku, mencetak pakan dan pengemasan. Dalam materinya Ibu Gusrina mengingatkan pentingnya subtitusi sumber pakan buatan dengan bahan komoditas lokal, dimana bahan baku yang digunakan merupakan limbah yang belum termanfaatkan dan harga bahan yang murah. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi budidaya ikan. Bahan baku lokal yang memiliki kualitas dan kandungan gizi yang mencukupi untuk pakan buatan. Dengan adanya kemampuan pembuatan pakan buatan mandiri sehingga mampu menekan biaya produksi.

 Pakan merupakan komponen budidaya yang penting dalam budidaya perikanan. Pembudidaya dapat membeli pakan dari pabrikan namun harga pakan buatan mengikuti harga dolar sehingga tak jarang harga pakan mencekik para pembudidaya. Untuk itu dilakukan upaya membuat pakan buatan dengan kualitas sama atau menyamai kualitas pakan dari pabrik. Kita memiliki sumber pakan baik yang utama maupun pengganti. Komoditas lokal menjadi andalan dalam mencarai alternatife bahan pakan untuk pembuatan pellet.  Diantara substitusi pakan dengan komoditas lokal diantaranya tepung kedelai, tapioka, sagu, daun lamtoro, daun singkong, kacang tanah, dan beras. Untuk sisa bahan baku limbah yang dapat digunakan untuk bahan penganti bahan baku pellet dianatarnya tepung kepala udang, anak ayam, darah, tulang, ampas, tahu, bungkil kelapa, dedak halus da nisi perut mamalia. Dalam pelatihan ini juga dijelaskan bahan baku utama yang diharapkan digunakan untuk bahan baku untuk pembuatan pelet adalah tepung ikan, silase, udang, cumi-cumi, cacing tanah, kepiting, darah, tulang, hati dan artemia.

Pelatihan sesi kedua yang dengan topik budidaya ikan dengan cara yang benar atau yang dikenal (CBII) materi ini disajikan dengan webinar. Materi disajikan oleh ibu Diana Rakhawati,S.Pi., M.App.Sc dan ibu Debora Prihatmajanti, SP, M.St.Pi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). KKP memiliki standar CBIB untuk budidaya perikanan. Cara budidaya yang benar menjadi topik yang sangat krusial pada negara maju. Dengan 161 negara tujuan ekspor maka menjadi wajib bagi Indonesia memiliki standar untuk budidaya perikanan. Peluang pasar ekspor Indonesia sangat besar untuk itu sangat perlu upaya penerapan CBIB. CBIB jawaban mengenai keaman pangan yang diberikan pemerintah Indonesia mengingat pangsa pasar dunia. Hal ini juga dilator belakangi kejadian luar biasa karena ketidak pedulian keamanan pangan yang pernah terjadi baik karena bakteri hingga logam berat. Kejadian itu memakan korban jiwa. Sehingga keamana pangan sangatlah perlu untuk diperhatikan. Indonesia sendiri memiliki SJMPKP budidaya adalah sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan adalah upaya pencengahan dan pengendalian yang harus diperhatikan dan dilakukan sejak praproduksi sampai pendistribusian untuk menghasilkan hasil perikanan yang bermutu dan aman bagi manusia. Komoditas ekspor dari perikanan Indonesia diantaranya udang, rumput lau, nila dan akan segera dimulai dengan komoditas ikan air tawar lele, patin, gurame. Dengan adanya standar CBIB ini diharapkan pembudidaya menjalankan prinsip pembudidayaan sehingga tercapai prodak standar yang memenuli kualitas layak ekspor.

AKREL memiliki tiga jurusan diantarnya BPAT. Pelatihan pembuatan pakan buatan akan memberikan gambaran dalam pengelolahan pembuatan pakan yang bergizi dengan bahan baku lokal sehingga mampu menekan biaya produksi dengan. Sementara materi cara budidaya ikan yang baik. Dengan adanya pelatihan CBII ini diharpakan mahasiswa kelak menjadi pengusaha yang mampu menghasilkan prodak perikanan dengan kualitas ekspor. Dengan adanya kedua materi ini diharapakan dimasa yang akan datang alumni AKREL mampu mengembangkan budidaya perikanan  air tawar dengan bahan baku lokal dan kualitas internasional. Pelatihan ini merupakan langkah kecil untuk mencapai tersebut.

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *