Kopi merupakan salah satu komoditi tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Dikenal sebagai negara penghasil kopi berkualitas, Indonesia mulai menggalakan peningkatan kualitas dan kuantitas kopi sebagai komuditi ekspor. Hal tersebut secara tidak langsung meningkatkan aktivitas petani dalam mengusahakan hasil pertanian. Sejalan dengan itu, besarnya aktivitas pertanian yang dilakukan oleh para petani kopi di Indonesia menghasilkan limbah pertanian yang membutuhkan pengolahan secara optimal. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menekan laju penumpukan limbah pertanian dari usaha perkebunan kopi di Indonesia.
Gambar 1. Kulit kopi yang dimanfaatkan sebagai kompos
Kulit kopi adalah salah satu bagian limbah pertanian yang saat ini mulai dioptimalkan pemanfaatannya guna menekan laju penumpukan limbah pertanian di Indonesia. Saat ini kulit kopi sudah mulai dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pakan ternak, kompos, dan lainnya. Pemanfaatan kulit kopi sebagai kompos saat ini, sudah mulai dilakukan oleh para peneliti khususnya untuk budidaya tanaman hortikultura.
Pemanfaatan kulit kopi sebagai kompos dapat memberikan banyak manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemanfaatan kulit kopi sebagai kompos untuk budidaya tanaman menjadi sumber bahan organik dalam penentu pertumbuhan dan perkembangan bagi tanaman serta peningkatan kesuburan tanah. Hal ini terbukti baik secara fisik, biologi, maupun kimia tanah yang menimbulkan pengaruh positif pada hasil pertanian yang diusahakan. Ini juga dibuktikan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Desi et al., (2018), yang telah menerapkan teknologi pengomposan pada kulit kopi. Selain itu, Elida et al., (2018) menyatakan bahwa kompos berbahan baku kulit kopi juga dapat digunakan sebagai media tanam. Pengomposan yang baik sangat tergantung pada bahan dasar yang digunakan, suhu, kelembaban, ketinggian tumpukan dan lamanya proses penguraian. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos kulit kopi yaitu seperti timbangan, ember, cangkul, garu, terpal, kulit kopi, pupuk kandang dolomit, gula, EM4, dan lainnya. Adapun cara pembuatan kompos berbahan baku kulit kopi yaitu sebagai berikut (Gambar 2) :

Tahapan Pembuatan Kompos :
- Kulit kopi yang dikumpulkan dimasukan ke dalam bak-bak pengomposan.
- Setelah kulit kopi dimasukan ke dalam bak pengomposan, tambahkan pupuk kandang yang dilanjutkan dengan menaburkan dolomit, gula, dan decomposer serta air.
- Semua komponen bahan pengomposan dibuat berlapis-lapis hingga bertumpuk di dalam bak minimal 75 cm.
- Suhu di dalam bak pengomposan akan naik hingga 50 derajat celcius selama proses berlangsung yang kemudian akan turun kembali.
- Pembalikan bahan pengomposan dilakukan setiap 2 minggu sekali (jika terlalu kering dilakukan penyiraman).
- Kompos akan jadi setelah 2 – 3 bulan.
- Kompos yang telah jadi siap untuk dikemas dan diaplikasikan ke lapangan.
Pembuatan kulit kopi menjadi kompos juga sudah mulai dilakukan oleh tenaga pendidik di Akademi Komunitas Negeri Rejang Lebong dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang dapat disimak melalui link ini : https://www.youtube.com/watch?v=ZD7rdyhHe5A
Sumber Referensi
- Elida N., Anis F., Hendra A.P. 2018. Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam. Jurnal Agrotek. Vol. 2(2).
- Desi M., Lisa F., Feriziana, Yusanto. 2018.Teknologi Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi melalui Pembuatan Kompos. Prosiding Seminar Nasional Penerapan IPTEKS. Hal. 50 – 56.
Penulis : Kiky Nurfitri Sari