Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai eksotis terbaik di dunia. Dengan corak dan warna yang dimiliki oleh bunganya, anggrek memiliki peminat yang cukup banyak. Selain dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi, anggrek saat ini sudah mulai digunakan sebagai tanaman herbal. Perlu kita ketahui, bahwa terdapat 25000 jenis anggrek yang tersebar di seluruh dunia. Diperkirakan terdapat 5000 jenis anggrek alam yang tersebar di Indonesia.
Anggrek mampu tumbuh dan tersebar di seluruh kawasan hutan di Indonesia. sehingga anggrek menjadi sumber kekayaan alam bagi Indonesia yang sangat perlu untuk dilindungi. Eksploitasi alam yang berlebihan akan menimbulkan dapat yang buruk terhadap kelangsungan dari anggrek di Indonesia. Selain itu, fluktuasi iklim yang ekstrim, pembakaran hutan secara sengaja ataupun tidak, penebangan hutan, bencana alam seperti banjir dan longsor juga dapat menyebabkan populasi anggrek menjadi turun.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian anggrek yaitu melalui kegiatan pemuliaan tanaman. kegiatan pemuliaan tanaman ini secara langsung akan menyelamatkan keragaman genetik dan dapat digunakan untuk menghasilkan varietas unggul baru. Saat ini para peneliti telah mulai melakukan ragam kegiatan pelestarian mulai dari eksplorasi, inventarisisasi, dan identifkasi yang selanjutnya dilakukan domestikasi. Adapun beberapa anggrek yang banyak ditemui di kawasan wilayah Bengkulu yaitu sebagai berikut :
- Anggrek Kantong Semar (Paphiopedilum sp)
Anggrek ini banyak dijumpai di hutan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Anggrek ini tumbuh di atas permukaan tanah yang memiliki humus banyak. Anggrek ini tergolong ke dalam anggrek terrestrial/ semi terrestrial. Pada umumnya anggrek ini banyak tumbuh di atas permukaan tanah. Anggrek ini sangat menarik karena mahkota bunganya yang berwarna ungu tua dengan daun yang bercotak variegata.
Anggrek kantong semar ini dapat diperbanyak dengan cara anakan. Anggrek ini mempunyai bentuk daun lonjong, tebal, dan kaku. Anggrek kantong semar memiliki daun yang tidak bertangkai, sepenuhnya duduk pada batang. Pertumbuhan pada daunnya adalah tipe evergreen (tipe daun tetap segar/ hijau) yaitu helaian daun tidak gugur secara serentak. Anggrek kantong semar memiliki bunga berwarna ungu semburat putih bergaris dan berbintik ungu. Sepal dorsalis dan sepal lateral berwarna ungu muda bergaris vertikal ungu tua. Petla berwarna ungu bergaris dan bebintik ungu tua. Sedangkan untuk labellum berwarna ungu tua. Anggrek kantong semar memiliki bunga yang berukuran diameter mekar sempurna 4 – 6 cm. pada umumnya bunga segar akan bertahan kurang lebih selama 60 hari.
- Anggrek Vanda Pensil (Vanda hookeriana)
Anggrek vanda pensil ini merupakan anggrek yang tumbuh pada kawasan cagar alam dusun besar Kota Bengkulu. Berdasarkan laporan dari BKSDA Bengkulu, anggrek ini habitatnya sudah mulai terancam. Anggrek ini merupakan salah satu anggrek dari Bengkulu yang sudah masuk ke dalam Appendix 1 dari daftar CITES (www.cites.org). saat ini BKSDA sudah mulai membudidayakan hingga mengembalikannya pada habitatnya.
Anggrek ini memiliki daun yang agak bulat, dan berdaging. Batang anggrek ini lurus seperti pensil dengan diameter 0,5 – 0,6 cm. Rata-rata panjang daun 10,2 – 10,5 cm. pertumbuhan daunnya adalah tipe evergreeen dan tidak gugur secara serentak. Anggrek ini tumbuh di antara tanaman bakung yang berfungsi sebagai penyangga batangnya yang ramping dan tanaman tumbuh pada rawa berair. Anggrek ini memiliki bunga berwarna ungu muda, dengan labellum berwarna lebih gelap. Bunga anggrek ini sangat menarik karena mempunyai labellum yang lebih besar dibandingkan dengan bagian-bagian bunga lainnya. Diameter bunga pada saat mekar bisa mencapai 6 – 7 cm.
(Sumber: https://epaper.mediaindonesia.com/detail/bksda-bengkulu-lindungi-anggrek-pensil)
- Anggrek Liparis latifolia
Anggrek ini dijumpai pada daerah perbatasan Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong. Anggrek ini sangat unik karena memiliki daun dan bunga berwarna orange. Dalam satu tangkai bunga ini terdapat sekitar 19 – 28 kuntum bunga. Pada saat mekar, anggrek ini akan memiliki diameter bunga 0,8 – 1,0 cm. anggrek ini mempunyai bulk dengan tinggi 6 – 7 cm dan panjang daun 19 – 20 cm.
(Sumber: https://subhan98.wordpress.com/2010/05/19/liparis/)
- Anggrek Bulbophyllum sp
Anggrek ini banyak ditemui di sekitar Danau Tes Kabupaten Lebong. Secara morfologi, anggrek ini memiliki batang baru yang akan tumbuh dan keluar menjadi bunga. Mahkota anggrek ini berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Anggrek ini memiliki pseudobulk, dimana daun sepenuhnya duduk pada batang semu. Daun anggrek ini berbentuk memanjang dan tipis. Anggrek ini memiliki pertumbuhan daun dengan tipe evergreen. Diameter bunga saat mekar sempurna yaitu lebih kurang 3 – 4 cm.
Sumber: https://phytokeys.pensoft.net/article/34153/)
- Anggrek Hitam (Coelogyne mayeriana)
Anggrek hitam ini merupakan anggrek yang banyak dijumpai di sekitar kawasan Air Putih Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Anggrek ini merupakan sosok anggrek yang sangat menarik dengan warna hitam yang terdapat pada lidah bunga. Warna hitam pada lidah bunga anggrek hitam adalah pembawa sifat hitam yang langka. Secara umum warna hitam ini merupakan sumber pembawa sifat yang dibutuhkan oleh para ahli pemulia tanaman untuk menghasilkan Silangan baru dengan corak warna bunga yang menarik.
Mahkota anggrek berwarna hijau muda mengkilat, dengan bagian lidah bergaris-garis hitam. Pseudobulbnya memiliki warna hijau terang dengan permukaan yang mengkilap. Pada setiap psedobulbnya tumbuh dua helai daun kaku. Bunga yang sangat mempesona ini akan menjuntai ke bawah dengan susunan bunga yang teratur. Adapun diameter bunga pada saat mekar sempurna yaitu 6 – 7 cm. Bunga pada anggrek ini dapat bertahan kurang lebih selama 5 -7 hari setelah mekar sempurna.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Anggrek_hitam)
- Anggrek Eria sp
Anggrek jenis ini banyak ditemui pada pulau Enggano yang merupakan salah satu pulau kecil di Bengkulu. Anggrek jenis ini hidup sebagai anggrek epifit yang menempel pada batang pohon lainnya. Anggrek ini memliki keunikan tersendiri yang terletak pada jumlah bunga yang mencapai 85 – 110 kuntum pada setiap tangkainya. Warna bunga pada anggrek ini yaitu putih bersih, dengan diameter bunga 0,5 – 0,8 cm. Anggrek ini memiliki panjang daun 14 cm dengan lebar daun 4 cm dan jumlah daun per batangnya yaitu 3 – 4 lembar.
(Sumber: https://nuriyaorchids.blogspot.com/2015/01/eria-javanica-sw-blume-rumphia-2-23-1836.html)
- Anggrek Tanah (Spathoglotis sp)
Anggrek ini merupakan anggrek tanah yang banyak ditemukan pada kawasan hutan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Anggrek ini tumbuh di tanah dengan ciri-ciri memiliki bunga yang besar, dengan 10 – 20 kuntum bunga pada setiap tangkainya. Bunga anggrek ini berwarna ungu dan coklat muda. Sepal dorsalis dan sepal lateral berwarna putih dengan bagian Tengah berwarna coklat muda. Petal berwana putih dengan bagian Tengah coklat. Sedangkan labellum berwarna ungu dengan bagian pinggir berwarna putih. Diameter bunga saat mekar sempurna yaitu 5 – 7 cm. Anggrek ini memiliki tulang daun yang sejajar, lebar daun 9,5 cm dengan panjang daun rata-rata 42,3 cm.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Spathoglottis)
- Anggrek Vanda tricolor
Anggrek ini ditemukan pada daerah Telaga Warna Air Dingin Kabupaten Lebong. Anggrek ini memiliki mahkota bunga dengan dasar putih berbintik ungu. Anggrek ini tumbuh subur dengan kuntum bunga 10 -15 kuntum per tangkainya. Sepal dorsalis dan sepal lateral berwarna putih berbintik ungu, labellum berwarna ungu polos. Adapun diameter bunga saat mekar sempurna 5 – 8 cm.
(Sumber: https://tngmerapi.id/flora-merapi/anggrek-vanda/)
Berdasarkan ragam jenis anggrek di atas, maka sangat diperlukan suatu upaya untuk tetap dapat mejaga kelestarian plama nutfah pada habitat aslinya. Dengan tersedianya plasma nutfah yang beraneka ragam, kita dapat melestarikan dan merakit beberapa varietas baru.
Daftar Pustaka
- Dressler R.L. 1990. The Orchids Naturaly History dan Classification. Harvard University Press. U.S.S. 332 p.
- Kartikanigrum, S., Effendie, K. 2005. Keragaman Genetik Plasma Nutfah Anggrek Spathoglotis. J. Hort. Vol 5(4): 260 – 269.
- Milar, A. 1990. Orchids of Papua New Ginea : an Introduction by Andrea Millar. University og Washington Press. 178 p.
Penulis : Kiky Nurfitri Sari