Sobat.. taukah kalian bahwa Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu daerah penghasil komoditi hortikultura terbesar di Provinsi Bengkulu. Dengan ragam komoditi hortikultura yang dihasilkan, membuat Kabupaten Rejang Lebong kaya akan sumber daya alam. Nah, salah satunya adalah “Pisang Ambon” atau yang lebih dikenal dengan “Pisang Ambon Curup” (Gambar 1). Pisang Ambon Curup adalah varietas pisang yang berasal dari daerah Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Saat ini diketahui bahwa rata-rata produksi Pisang Ambon Curup mencapai 12, 4 ton/tahun (BPS, 2018).
Gambar 1. Pisang Ambon Curup
Pisang Ambon Curup adalah varietas pisang yang cukup unik karena memiliki karakteristik yang berbeda dari varietas pisang lainnya. Dengan ragam keunikan yang dimiliki oleh varietas tersebut, pisang ambon curup menjadi salah satu ikon komoditi hortikultura di Kabupaten Rejang Lebong. Berikut adalah beberapa hal yang membuat Pisang Ambon Curup menjadi unik (Nina et al., 2008):
- Warna dan Bentuk
Pisang Ambon Curup memiliki warna kulit yang hijau tua atau hijau kekuningan dengan bintik-bintik hitam yang menarik. Buahnya berbentuk agak lonjong dengan ukuran yang cukup besar.
- Rasa Manis
Salah satu daya tarik utama Pisang Ambon Curup adalah rasa manisnya yang khas. Buahnya memiliki rasa yang manis dengan sedikit sentuhan asam, membuatnya sangat lezat untuk dinikmati sebagai buah segar atau diolah menjadi berbagai jenis makanan atau minuman.
- Kandungan Gizi
Seperti varietas pisang pada umumnya, Pisang Ambon Curup juga kaya akan nutrisi. Pisang mengandung vitamin C, kalium, serat, dan nutrisi penting lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
- Kekuatan Tahan Terhadap Cuaca Ekstrem
Pisang Ambon Curup diketahui cukup tahan terhadap cuaca ekstrem, seperti hujan deras atau angin kencang. Ini membuatnya cocok untuk ditanam di berbagai kondisi lingkungan.
- Kegunaan yang Beragam
Pisang Ambon Curup tidak hanya dimakan sebagai buah segar, tetapi juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman, seperti kolak, pisang goreng, atau bahkan dibuat menjadi jus atau smoothie.
- Nilai Budaya
Pisang Ambon Curup juga memiliki nilai budaya yang penting bagi masyarakat lokal di daerah Curup, Bengkulu. Pisang ini sering kali menjadi bagian dari tradisi lokal dan menjadi simbol kekayaan alam daerah tersebut.
Berdasarkan keunikan yang dimilikinya, Pisang Ambon Curup berpeluang dikembangkan untuk menjadi salah satu sumber plasma nutfah lokal di wilayah Rejang Lebong. Umumnya suhu optimal yang cocok untuk menanam pisang ambon yaitu sekitar 27 derajat Celcius dengan curah hujan antara 2000 sampai 2500 mm/tahun. Sementara itu, kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman ini yaitu mengandung banyak unsur hara dengan pH antara 4,5 hingga 7,5 (Marthen, 2021). Selain syarat tumbuh yang sangat mendukung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan tanaman ini. Berikut beberapa cara budidaya Pisang Ambon Curup yang perlu diperhatikan :
Pembibitan Pisang Ambon Curup
Persiapan bibit merupakan langkah awal dalam budidaya pisang. Bibit tanaman pisang bisa diperoleh dari anakan, bonggol, atau tunas. Saat ini, perbanyakan tanaman pisang bahkan sudah banyak dilakukan secara modern dengan menggunakan teknik perbanyakan melalui kultur jaringan (Siti, 2022).
Gambar 2. Pembibitan Pisang Ambon Curup
Persiapan Lahan
Dalam melakukan budidaya tanaman Pisang Ambon Curup, persiapan lahan merupakan salah satu tahapan budidaya yang harus diperhatikan. Persiapan lahan untuk budidaya Pisang Ambon Curup dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman. Selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Kegiatan persiapan lahan serta pembuatan lubang tanam dilakukan 1 – 2 bulan sebelum penanaman bibit dilakukan (Nina et al., 2008).
Waktu Penanaman
Pada umumnya tanaman pisang baik ditanam pada awal musim hujan. Hal tersebut dilakukan agar tanaman terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan. Selain itu, agar tanaman mamasuki usia panen saat awal musim kemarau.
Penanaman
Penanaman dalam budidaya tanaman Pisang Ambon Curup dapat dilakukan dengan membuat jarak tanam 3 m x 3 m. Hal ini tentu berbeda dengan beberapa varietas tanaman pisang lainnya seperti pisang Mas dan Barangan yang dapat ditanam pada jarak 2 m x 2 m. Penanaman dilakukan dengan memasukan bibit tanaman yang siap ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan.
Pemeliharaan
Pada proses budidaya tanaman Pisang Ambon Curup, terdapat beberapa metode pemeliharaan tanaman yang dilakukan mulai dari penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, penyemprotan pestisida, dan lainnya. Dari beberapa tahapan pemeliharaan yang dilakukan, pemupukan dan penyemprotan pestisida merupakan tahapan yang sangat penting untuk diperhatikan. Pemupukan pada Pisang Ambon Curup umumnya dilakukan pada awal tanam, selanjutnya dilakukan 1 – 2 minggu setelah tanam. Adapun pupuk yang diberikan yaitu berupa pupuk anorganik yaitu 350 kg Urea, 150 kg SP-36, dan 150 kg ha/tahun. Selain pemupukan, bentuk pemeliharaan yang perlu diperhatikan yaitu penyemprotan pestisida untuk mengendalikan secara preventif serangan hama maupun penyakit. Penyemprotan pestisida dilakukan 1 kali setiap minggunya (Rosdiana dan Helfi, 2018). Seperti yang kita ketahui, bahwa tanaman Pisang Ambon Curup dan varietas pisang lainnya, rentan terhadap berbagai hama dan penyakit. Berikut adalah beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman pisang Ambon (Nina et al., 2008):
- Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Wilt)
Ini adalah salah satu penyakit yang paling merusak pada tanaman pisang. Disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum, penyakit ini menyebabkan daun menguning, layu, dan akhirnya mati. Tanaman terinfeksi juga cenderung menghasilkan buah yang cacat (Gambar 4).
Gambar 4. Penyakit Layu Fusarium
- Penyakit Layu Bakteri (Bacterial Wilt)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Gejalanya mirip dengan layu fusarium, tetapi dapat dibedakan dengan melihat cairan berwarna putih kekuningan yang keluar dari batang tanaman yang terinfeksi (Gambar 5).
Gambar 5. Penyakit Layu Bakteri
- Penyakit Sigatoka (Sigatoka Leaf Spot)
Disebabkan oleh jamur Mycosphaerella spp., penyakit ini menyebabkan munculnya bercak-bercak kecil berwarna coklat pada daun pisang. Jika tidak diatasi, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi buah (Gambar 6).
Gambar 6. Daun Pisang Terserang Penyakit Sigatoka
- Serangan Kutu Daun Pisang (Banana Aphids)
Kutu daun adalah serangga kecil yang menyerang daun dan batang tanaman pisang. Mereka menyebabkan kerusakan dengan menghisap cairan tumbuhan dan dapat menyebabkan daun menguning, mengering, dan keriting.
- Kepik Pisang (Banana Weevils)
Kepik pisang adalah serangga yang menyerang bagian dalam batang dan umbi pisang. Mereka dapat menyebabkan kerusakan struktural pada tanaman dan mengurangi hasil panen.
- Nematoda Pisang (Banana Nematodes)
Nematoda tanah seperti Radopholus similis adalah parasit akar yang menyebabkan kerusakan pada sistem akar tanaman pisang. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen.
- Penyakit Luka Pisang (Banana Rots)
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai jenis patogen, termasuk bakteri, jamur, dan virus. Gejalanya meliputi pembusukan buah, batang, atau umbi pisang.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman Pisang Ambon Curup melibatkan praktik budidaya yang baik, seperti rotasi tanaman, sanitasi, pemantauan rutin, dan penggunaan metode pengendalian terpadu. Ini mencakup penggunaan varietas tahan penyakit, aplikasi pestisida atau fungisida yang sesuai, serta praktik pengendalian organik seperti penggunaan insektisida nabati atau penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Panen
Sebelum proses panen dilakukan, umumnya jantung pisang yang terdapat pada tanaman sebaiknya dipotong setelah bunga terakhir mekar. Pemotongan dilakukan untuk meningkatkan produksi buah. Pemanenan buah pada musim panas bisa dilakukan saat buah berumur 80 hari sejak jantung keluar. Sementara itu, pada bulan basah pemanenan bisa dilakukan saat buah berumur 120 hari. Untuk Panen yang maksimal, pemanenan dilakukan saat buah masih mentah. Setelah itu, potong tandan menyesuaikan sisiran dan simpan di tempat khusus untuk mematangkan buah (Gambar 3) (Siti, 2022).
Gambar 3. Panen pada Pisang Ambon Curup
Demikian rangkaian tahapan dalam melakukan budidaya tanaman Pisang Ambon Curup. Semoga tahapan-tahapan tersebut memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca. Dengan mengenal Pisang Ambon Curup sebagai salah satu sumber plasma nutfah yang potensial untuk dikembangkan, diharapkan kelestarian akan Pisang Ambon Curup dapat dipertahankan.
Daftar Pustaka
BPS. 2018. Produksi Buah Pisang Ambon di Rejang Lebong Tahun 2018. Diunduh pada laman : https://rejanglebongkab.bps.go.id/indicator/55/76/1/produksi-buah-buahan.html.
Rosdiana. dan Helfi, G. 2018. Pengaruh Khitosan dan Media Campuran terhadap Pertumbuhan Semai Pisang Raja Bulu Raja Bulu. Jurnal Agrosains dan Teknologi. Vol 3(2): 111 – 123.
Marthen, P. 2021. Pengembangan Tanaman Pisang : Tinjauan Syarat Tumbuh dan Teknik Budidaya Pisang dengan Metode BIT. Jurnal Agrosaint. Vol 12(2): 54 – 65.
Nina, M., Suprapto., Jekvy, H. 2008. Teknologi Budidaya Pisang. BPTP Lampung. Lampung. Hal 1 -27. Siti. 2022. Cara Menanam Pisang Ambon agar Panennya Maksimal. Diunduh pada laman : https://agri.kompas.com/read/2022/11/22/145702784/cara-menanam-pisang-ambon-agar-panennya-maksimal?page=all.
Penulis : Kiky Nurfitri Sari