AKREL (20/07/2022, AKREL melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat pembuatan silase dari limbah sayur sebagai pakan itik di Desa Kayu Manis. Kegiatan ini di buka langsung oleh Nur’aini, S,Pt.,M.Pt yang merupakan salah satu perwakilan dari Dosen AKREL. Dalam acara ini Aini menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada masyarakat Desa Kayu Manis yang sangat antusias dan semangat mengikuti pelatihan pembuatan silase limbah sayur sebagai pakan itik. “Kami dari tim Dosen AKREL khususnya Prodi Teknologi Produksi Ternak Unggas mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu yang antusias mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan silase limbah sayur sebagai pakan itik. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya masyarakat Desa Kayu Manis sehingga kegiatan sosialisasi dan pelatihan dapat terlaksana dengan baik” Ujarnya.
Dalam pelatihan pembuatan silase ini, langsung diberikan oleh Ir. Yulian Sharah, S.Pt., IPM yang merupakan salah satu Instruktur Prodi PTU. “Berdirinya saya disini, bukan untuk menggurui namun kita saling berbagi pengetahuan dan pengalaman saja, karena saya yakin dan percaya bahwa Bapak dan Ibu sekalian pengalamannya lebih banyak dari pada saya terutama tentang bagaimana cara memanfaatkan potensi limbah sayur yang ada di lingkungan desa” pungkas sarah.Sebelum di mulai materi pelatihan, masyarakat diminta oleh tim dosen pengabdian pada masyakarat untuk mengisi kuisioner pre-test. Bahan yang digunakan dalam pembuatan silase limbah sayur sebagai pakan itik adalah EM4, air, gula pasir, dedak padi, dan limbah sayuran. Adapun prosedur dalam alat pembuatan silase limbah sayur sebagai pakan ternak itik yaitu : 1. siapakan alat dan bahan; 2. Larutkan EM4, gula pasir dan air sesuai dengan takaran; 3. Cacah rata limbah sayuran sehingga ukuran 3-5 cm, kemudian di angin-anginkan hingga kadar air limbah sayuran 60%; 4. Campurkan cacahan limbah sayur sehingga rata dan dihamparkan yang telah di beri alas; 5. Siramkan larutan EM4 pada hamparan limbah sayur secara homogen; 6. Aduk kembali limbah sayur hingga laruran EM4 tercampur secara merata; 7. Tempatkan limbah sayur pada plastik karung dengan ukuran seukuran ember fermentasi, padatkan hingga tidak ada rongga dan sisa udara (hati-hati jangan sampai plastik robek); 8. Ikat ujungnya dengan kabel tis/tali rapia, masukkan pada ember bertutup soletif pinggir penutup ember hingga rapat dan tidak memungkinkan udara masuk; 9. Letakkan pada tempat yang teduh dan fermentasikan selama 7 hari; 10. Setelah 7 hari buka fermentasi limbah sayur, silakan cermati dan lakukan uji organoleptic; 11. Hamparkan dan angina-anginkan fermentasi limbah sayur lebih kurang 10 menit; 12. Fermentasi limbah sayur dapat di berikan langung pada ternak.
Setalah selesai praktik langsung pembuatan silase limbah sayur sabagai pakan ternak itik masyakarat juga diminta oleh tim dosen untuk mengisi kembali kuisioner post-test. Hasil evaluasi dari kegiatan pembuatan silase limbah sayur sebagai pakan ternak itik ini terjadi suatu perubahan tingkat pengetahuan, minat dan keterampilan pada masyakarat Desa Kayu Manis.
Indo salah satu masyarakat Desa Kayu Manis yang mengikuti kegiatan ini mengucapkan terimaksih kepada Bapak Ibu Dosen AKREL yang telah berbagi dan transfer ilmu pengatahuan tentang teknologi pembuatan silase limbah sayur sebagai pakan itik. “kami atas nama masyarakat Desa kayu Manis mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen AKREL yang telah berbagi ilmu pengatahuan dalam pemanfaatan limbah sayur sebagai pakan itik, perlu kami sampaikan bahwa dilingkungan kami sangat banyak limbah sayur namun kami belum mengetahui teknik pengolahan limbah sayur tersebut untuk dijadikan sebagai pakan itik” ujarnya.
Di akhir acara pelatihan, Aini menutup acara sekaligus menyerahkan beberapa ekor itik sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat untuk lebih semangat lagi memelihara itik. “Terimakasih sudah mengikuti pelatihan ini sampai selesai, selesai sudah acara kita pada hari ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Ini ada bebarapa ekor itik kami hibahkan untuk masyarakat Desa kayu Manis sebagai pemicu untuk lebih semangat lagi memelihara ternak itik” tegasnya.
Penulis : Muhammad Hakim